
Teknologi Pencetakan dengan jenis logam bergerak, Sebuah Perjalanan untuk Perubahan yang Bersejarah
Tahukah Anda bahwa Korea membuat penemuan yang telah mengubah dunia?
Edisi khusus millennium dari Life Magazine, yang diterbitkan oleh Time, mencantumkan penemuan mesin cetak ke dalam 100 peristiwa teratas yang mengubah dunia dalam seribu tahun terakhir. Sebagai tambahan informasi, di masa lalu banyak dari buku sejarah dunia yang diterbitkan di Amerika Utara dan Eropa yang memberikan liputan besar pada saat peristiwa pencetakan Alkitab Gutenberg pada tahun 1450-an. Dari dua peristiwa tersebut timbul pertanyaan, mengapa momen pencetakan menjadi sangat penting dalam sejarah dunia? Hal ini dikarenakan penemuan pencetakan dengan jenis logam bergerak memungkinkan pencetakan secara massal dan penyebaran pengetahuan, yang mengarah kepada kemajuan pada Zaman Renaisans, Reformasi, Revolusi Sipil, serta Revolusi Industri. Namun, ada fakta lain yang tidak disadari oleh banyak orang dari negara barat. Bahwa bangsa yang pertama kali menemukan teknologi pencetakan dengan jenis logam bergerak tersebut sebenarnya adalah kerajaan Korea Goryeo (918-1392).
Sebuah teks catatan bersejarah, Dongguk Yisang Gukjip (Koleksi Karya Menteri Yi dari Goryeo), menyebutkan bahwa Sangjeong Gogeum Yemun, sebuah seri dari 50 jilid buku tentang pelaksanaan ritual, dicetak pada tahun 1234 dengan pencetakan dengan jenis logam bergerak. Hal ini berarti, buku tersebut telah ada selama lebih dari 200 tahun lebih awal sebelum pencetakan Alkitab Gutenberg pada tahun 1455. Sayangnya, buku Sangjeong Gogeum Yemun belum ditemukan hingga saat ini. Akan tetapi, Jikji milik Goryeo, adalah buku tertua yang masih ada yang dicetak dengan menggunakan pencetakan dengan jenis logam bergerak, yang ditemukan di Perpustakaan Nasional Prancis pada tahun 1972.
Dr. Park Byeongseon, yang saat itu bekerja sebagai pustakawan dan sejarawan di perpustakaan nasional Prancis, secara tidak sengaja menemukan jilid kedua dari Jikji (JikjiSimcheYojeol), ketika dirinya sedang memilah-milah buku-buku berbahasa Korea yang ada di perpustakaan tersebut. Di dalam buku tersebut, dengan jelas menunjukkan bahwa, Jikji dicetak dengan pencetakan dengan jenis logam bergerak pada tahun 1377. Adanya Jikji membuktikan bahwa Korea memang negara pertama yang menggunakan metode pencetakan dengan jenis logam bergerak untuk pencetakannya. Pada bulan September 2001, UNESCO memasukkan Jikji ke dalam daftar Memory of the World Register. Jikji adalah satu-satunya artefak warisan dunia UNESCO yang keberadaannya tidak berada di negara pendaftarnya (Jikji berada di Prancis). Jikji sendiri dicetak pada tahun 1377, 78 tahun lebih awal dari pencetakan Alkitab Gutenberg. Para peneliti menduga bahwa teknologi pencetakan dengan jenis logam bergerak yang dikembangkan Goryeo telah menyebar hingga Eropa melalui Tiongkok. Hal ini dikarenakan teknologi percetakan di Korea diyakini menyebar ke Tiongkok dan Jepang. Ada sebuah catatan pada dokumen Jepang di dalam Tokiyoshi Kyoki, menyatakan bahwa cetakan huruf berbahan tembaga untuk pencetakan jenis logam bergerak milik Joseon dibawa ke Jepang dan digunakan untuk mencetak buku. Meskipun teknologi ini kurang dikenal dibandingkan dengan mesin cetak Gutenberg, teknologi pencetakan Korea ini telah membuat dampak yang besar bagi sejarah dunia dalam hal pencetakan.